BDBH FILM

Saturday 20 December 2014

Aryo yang butuh kasih sayang - Part III (Leana Final Part)

Tak ada kisah tanpa ending, begitu juga kisah aryo dan leana, kisah mereka juga memasuki babak akhir pada part III ini. saya akui sangat berat menulis akhir dari kisah paling dramatis dan paling menyimpang ini tapi karena para pembaca setia - yang dipaksa baca kisah ini dan kemudian harus sakit mutaber. saya harus tetap menulisnya untuk mereka.
Dibuka dipagi yang damai, ayam berkokok nyaring menjadi alarm analog untuk aryo yang masih tertidur dengan pulas. Air liur berwarna perak membasahi bantal dan pipinya. dia terlihat sangat nyenyak, tak peduli kokok ayam yang loudspeaker. tepat pukul 09.00 wita, aryo terjaga dari tidurnya yang udah mirip beruang hibernasi. aryo melihat jam dihape BB bututnya, dan kembali tidur. tamat. -_-'

Tidak tidak, aryo langsung bangun dari tempat tidur yang terbuat dari jerami dan bantal yang terbuat dari bata merah. dia bergegas menuju kamar mandi yang penuh lumut dan bau urine paling menyengat dijagat raya. "sial, telat ke kampus" batin aryo. Aryo pun mandi capung, celup dikit, udah. dia langsung berdandan bak artis ibukota, rambut disisir klimis, bulu mata dicatok, kuping dibersihin pake korek kayu, dan tidak lupa, minyak wangi yang disemprot nyaris setengah botol, itu  untuk menutupi baunya yang mirip bau truk sampah. setelah persiapan full diatas, aryo berangkat menuju kampus dengan motor biru rongsokannya.

Aryo terkenal sebagai mahasiswa yang aktif dikampus. Disetiap mata kuliah yang dia ikuti, dia selalu aktif bertanya pada dosen, aktif menjawab bila diberi pertanyaan, aktif modusin cewek yang berada disekitarnya, bahkan saking aktifnya, aryo sering menyapu ruang kelas, mengepel dan juga mengelap kaca - kaca jendela kelas, maklum, naluri babu-nya sangat kuat. 
Sesampainya dikampus, aryo melihat jadwal kelasnya hari ini. aryo terkejut bukan kepalang, dia tercengang, ternyata dia tidak ada jadwal hari itu. tamat. (Wooooyyyyyyy!!!!!)

Oke, kita serius masuk ke inti dari inti intinya cerita ini. sumpah, kali ini serius :D 
Aryo mengingat leana, dia sadar 2 kali kesempatannya mendekati leana selalu gagal dan berakhir tragis, dramatis, melankolis, ironis, dan najis. Tapi aryo adalah pria dengan keteguhan hati, "menyerah bukanlah jalan seorang lelaki" prinsipnya. Jadi tanpa tahu malu sedikit pun, aryo kembali mengajak leana bertemu, dikostnya, lagi, dan lagi lagi, leana mau. (why leana? whyyyyyy?!)
Leana tampil istimewa, dia terlihat cantik hari itu, sebaliknya aryo yang mau diapain aja, tetep gak ngerubah imej-nya sebagai makhluk-paling-tidak-sedap-dipandang. "ada apa lagi kak?" suara leana lembut dan terdengar polos, aryo mengigit bibir bawahnya "gini dek, kakak mau jujur sama adek, kakak ngerasa nyaman didekat adek, kakak ngerasa bahagia setiap adek didekat kakak. kakak mau jujur sama adek sekarang, karena kakak tidak bisa bohong sama perasaan kakak sendiri" aryo memegang tangan leana erat, leana mencium bau amis dari tangan nista aryo "maksud kakak?" leana bertanya sambil mencoba melepas tangan busuk aryo "kakak sebenarnya sayang sama adek, kakak gak bisa pindah ke lain hati dek, adek mau gak jadi pacar kakak?" kata -  kata terakhir aryo tedengar seperti petir yang menyambar dikolor bolong buat leana, leana bingung, antara mau muntah atau tertawa terbahak-bahak, karena muka aryo yang serius justru terlihat idiot dihadapan leana, tapi leana memilih diam. "jawab kakak dek, kakak butuh kepastian dari adek?" aryo memelas, wajahnya mirip pengemis yang sedang mengulurkan tangan agar diberi receh. leana semakin bingung, dia menundukkan kepalanya. mulutnya tak mengeluarkan sepatah kata pun. "gini aja, kalau adek sudi menerima kakak, adek cium bibir kakak, tapi kalau tidak, adek bisa. . ." belum selesai kalimat aryo, leana langsung mencium bibir aryo menggunakan sandal. "maaf kak, tapi leana sudah dekat dengan seseorang, maafin leana kak" ujar leana sambil memainkan sandal jepit dimulut aryo. 
"hmmhmmmpp hmmpp apha tidhak diphikir dhulu dheek?" kata aryo sambil mengunyah sandal jepit dan menelannya.
"maaf kak, adek males mikirin kakak" leana pergi meninggalkan aryo saat itu juga. 
aryo yang hatinya hancur berkeping - keping hanya melihat leana pergi tanpa mampu berkata - kata. (yesss, god job leana!) Aryo terkapar dikostnya, menangis, berguling - guling, dan menggonggong keras. Raungan patah hati. 

*****

Malam itu aryo sangat suntuk, otaknya seolah lumpuh, walaupun seisi dunia juga tahu kalau aryo sudah menggadai otaknya untuk beli pulsa. Ditemani lagu - lagu kangen band, aryo menikmati galaunya. Dia benar - benar kacau, lebih kacau daripada part I dan part II hehhe.
Pada saat itulah, aryo menjadi seorang drunken master alias sang dewa mabuk. Aryo sangat lemah terhadap minuman, minum teh gelas saja dia sudah mabok. Galau adalah saat yag tepat baginya untuk kembali hangover dengan teh gelas yang dioplos marimas rasa jeruk. aryo sekarang 150% mabok. 
Saat mabok, kepedean aryo juga meningkat pesat, walaupun tanpa mabok aryo sudah tidak tahu malu tapi saat mabok aryo bisa sangat luar biasa pede dan dramatis dan moment seperti itulah dirasa pas untuk mengutarakan isi hatinya yang terkutuk pada leana, lagi.
Aryo mengambil hape-nya dan menelpon leana, diseberang, leana yang merasa kasihan mau saja mengangkat telpon aryo.
"halo, ini kakak dek" ucap aryo.
"iya aku tau kok, kan ada namanya dihapeku kak" sahut leana ketus.
"oh, nomer kakak disimpen ya? dikasih nama apa aku dihape adek?"
"pemuja setan kak" jawab leana.
".........................." aryo menangis miris.

"ada apa kak telpon malem - malem gini?" tanya leana.
"adek, kakak mau nanya sekali lagi, tolonglah dek, kakak ni sayaaaanggg banget sama adek kakak gak bisa hidup tanpamu dek" ujar aryo mengiba.
"tapi kak, namanya perasaan kan tidak bisa dipaksa" leana acuh tak acuh
"ayolah dek, kakak ini sangat mencintai adek lebih dalam dari pada cinta tuan kepada pembantunya, kakak bener - bener tulus sama adek"
"leana belum bisa nerima kakak, kan kita baru kenal kak, aku gak percaya sama kakak" leana makin antipati.
"oke, kakak tanya sekali lagi, setelah itu kakak gak akan ganggu adek lagi, kakak ni jujur sejujur jujurnya, adek mau gak jadi pacar kakak?" kata aryo serius, lebih serius dari pada saat aryo menghadapi siluman ular?
"maaf kak, aku tidak bisa jadi pacar kakak" jawab leana, aryo kembali menangis tanpa suara.
"kenapa dek? kenapa?"
"sudah ada pria lain dihatiku" kata terakhir leana sambil menutup telpon.
Aryo menjerit keras dikamar kost-nya, hatinya remuk, hancur berkeping - keping. Aryo jatuh kedalam pusaran kesengsaraan yang sangat pilu. Bagaikan burung terlindas mobil ferrari, aryo tak berdaya malam itu. 

Aryo yang butuh kasih sayang - tamat.

Berakhirnya episode aryo dengan leana bukan berati berakhir pula kisah perjalanan aryo. karena leana hanya hidangan pembuka dalam perjalanan aryo untuk mencari cinta sejatinya. Saya berterima kasih pada pembaca yang punya nyali untuk mengikuti aryo story of bullshit ini. dalam cerita selanjutnya, ada spin - off atau yang biasa kita sebut flashback, menceritakan aryo dengan eki, kisah sebelum aryo bertemu leana. nantikan saja dan jangan lupa siapkan ember untuk muntah. hasta la vista, baby.

Aryo With Another Woman



0 comments:

Post a Comment