BDBH FILM

Monday 15 December 2014

Aryo with another woman - Special Edition

Modus sudah menjadi hal yang lumrah untuk seonggok aryo, berbagai tekhnik rayuan aryo kuasai tanpa harus berguru pada ki joko bodo, karena emang ki joko bodo bukan ahlinya. aryo bisa dikatakan sebagai don jon dalam hal merayu wanita, walau persetase rayuannya yang berhasil hanya 0,2% tapi itu sudah cukup membuat aryo bangga sebagai perayu ulung.
kepopuleran aryo tidak hanya dikampus tapi juga dikuburan, tinggal sebut nama aryo, semua wanita yang hidup atau
yang sudah gentayang pasti tahu siapa aryo yang dimaksud itu. ya, dialah aryo sang playboy cap babu.
cara pendekatan aryo sebenarnya sangat sederhana, hanya modal muka najis dan senyuman ala srigala, kemudian juga dompet yang isinya sarang laba-laba dan yang paling penting adalah kata - kata manis sejuta bumbu untuk membuai wanita.

alkisah suatu pagi yang mendung, disebuah kampus kecil yang indah, aryo berjumpa seorang gadis manis, sebut saja namanya Miranda. gadis manis yang jadi bunga kota (karena bunga desa udah terlalu mainstream). aryo memulai tebar pesona dengan lirikannya yang tajam, setajam pisau karatan. dia mulai memperhatikan dari kaki sampe ubun - ubun Miranda. dengan tatapan penuh gairah setan, aryo mengamati, mengukur dan mengkalkulasi kemolekan miranda.
"hai, kamu anak baru ya? kok aku baru lihat kamu dikampus" aryo mencoba SKSD (sok kenal sok dekil) pada miranda.
"emang" sahut miranda ketus.
"kok jutek banget sih, masa disapa baik - baik jawabnya begitu" arya mengedipkan mata, lubang hidung dan moncongnya secara serentak.
"apa sih? gak banget deh" miranda memalingkan muka 7x bolak balik dari aryo.
"ih, jangan begitu banget dong, kamu kalau jutek jadi tembah cantik deh" rayu aryo muka alien.
"masa sih? ah, kakak bisa aja" miranda tersenyum malu - malu, aryo yang saat itu merasa punya celah langsung mengulurkan tangan hendak berkenalan dengan miranda, belum aryo ngajak kenalan, miranda langsung menimpali "maaf kak, kalau kenalan jangan salaman, aku takut ketularan Ebola kak"
"kakak, gak bawa biola kok" aryo muka goblok
"ebola kak, ebola, kakak ini bodoh atau emang gak pinter sih?"
"oh, kakak suka main bola kok, apalagi basket, kakak suka banget" aryo memamerkan otot tangannya yang lebih keliatan kayak tangan budak belanda dengan bangga, miranda hanya menatapnya kosong.
"aku aryo, musisi sekaligus kapten basket dikampus ini"
"aku miranda kak" miranda menjaga jarak dari aryo karena takut aryo tidak steril "aku juga anak basket kok kak tapi kok bisa ya kakak jadi kapten?" tanya miranda polos. "oh, itu karena. . ." belum selesai aryo menjawab miranda memotongnya "pasti karena tim kampus butuh kapten yang mantan napi ya?" aryo tertawa gak jelas. mereka pun lanjut mengobrol layaknya obrolan wanita dengan jin pesuruhnya.

"aku boleh minta PIN BB kamu gak?" aryo mulai masuk tahap kenalan menjadi pedeKate kilat.
"maaf, kontak penuh kak" miranda ngeles
"kala nomer hape kamu?" aryo berjuang
"gak punya hape kak" miranda membuka tas-nya, mengeluarkan HP dan membalas SMS.
"kok itu kamu punya hape" aryo merasa dibodohi, walaupun emang dia bukan orang yang pintar tapi dia tidak sadar bahwa dia memang sangat idiot.
"punya temen nih kak, aku disuruh bawa" sahut miranda sambil menaruh kembali HP-nya kedalam tasnya.
seseorang melintas "miranda, kamu dapat sms dari pak yoso kalau gak masuk hari ini?" "iya, baru aja masuk ke hapeku" kata miranda dan orang itu pun berlalu sambil menatap aryo aneh. aryo yang sadar kalau dia ditolak secara halus pun sadar diri "iya deh, kakak pergi dulu" ujar aryo memelas "kok buru - buru kak?" miranda bas - basi "sebenarnya kakak masih . . ." kalimat aryo kembali dipotong miranda "jangan balik lagi ya kak, da da" miranda tersenyum bahagia, ekspresinya bahkan lebih bahagaia dari ekspresi orang yang menang undian. aryo pergi dengan pahit.

*****

aryo menelan kegetiran, hatinya terasa ditusuk sembilu tajam, dia merasa kotor dan sedih. langkah kakinya terseok - seok, seolah kakinya mengisyaratkan letih hatinya karena mencintai. lelah dengan penolakan. tapi bukan aryo kalau dia larut dalam kegalauan terlalu lama, 30 menit sejak insiden miranda, aryo bertemu seorang gadis lagi. kali ini bernama luna. berbeda dengan miranda yang dari awal sudah ketus terhadap aryo, luna adalah gadis yang care dengan semua orang, bahkan semua makhluk. aryo yang melihat kesempatan pun tidak menyia - nyiakannya. "luna ya?" aryo mendekati luna yang duduk diteras depan kampus. "siapa ya? maaf saya gak ada receh bang" luna kaget melihat sesosok seperti pengemis menghampirinya. "ohh, ini aku kakak aryo, masa sih kamu lupa?" aryo tersenyum penuh ke-bullshit-an "ohhhh, yang mana ya?" luna menatap aryo lama "masa sih nggak inget? ihhhhh, kamu jahat" aryo pasang muka sok imut yang kalau dilihat lebih mirip muka kadal kepedesan "ohh, aku inget, kak aryo yang tukang parkir kampus bukan?" luna mengenyitkan kening menatap aryo, menatap aryo terlalu lama ternyata berdampak buruk pada mata luna. "bukan lunaa, aku kakak aryo, pria dengan senyum termanis dikampus" aryo nyengir kuda, kuda gila.
"maaf kak, luna lupa, soalnya luna sering lupa sama orang jelek. maaf kak" hati aryo tersayat, dia merasa ditikam dengan pisau karatan tepat dijantungnya. "jangan gitu dek, kakak kan gak jelek, cuma soal wajah, kakak kurang beruntung saja" aryo sedih. "bercanda kak, jangan diambil serius dong, luna kan senang bercanda" aryo yang mendengar kata "senang" langsung salah tafsir, otaknya yang punya kemampuan berpikir tidak lebih baik dari udang itu merekam kata "senang" berubah makna menjadi "sayang". "kakak tahu kok luna cuma bercanda, adek ada kelas hari ini?" aryo sumringah gak jelas. "iya kak, tapi masih nunggu sejam lagi, baru masuk, kakak sendiri ngapain dikampus? lagi mulung ya?" 
"ihhhh, masa kakak mulung, adek jahat. kakak ada kuliah juga dek"
"ohh, kuliah kirain hehe" luna tersenyum terpaksa
"adek, kakak boleh nanya gak?"
"enggak"
"ihhh, adek jahat"
buk!! luna pun menonjok aryo tepat dimukanya yang sedari tadi nyengir gak penting. aryo langsng tersungkur terbalik. hidung berdarah. orang - orang yang berada disana memandangi aryo. "kalau aku jahat, ya aku jahatin kakak sekarang!!!" luna berteriak sambil menendang aryo seperti menendang bungkus rokok yang tergeletak dijalan. "ampun dek, kakak minta aarrghh adduhhh sakiittt aaaagghhh" aryo mengaduh. orang - orang yang berada disekitar melihat aryo sebagai hal yang mubazir. mereka pun langsung ikut mengahajar aryo, "eh eh, apa ini? aduh aarrghhh aduhhh aawwwwwww" aryo berteriak tapi semua semakin semangat menghajar aryo. ada yang menendang mukanya, memukul giginya, tonjok kanan, tonjok kiri, bahkan setelah puas pun mereka meludahi aryo dan mengencinginya. datang seorang anak kecil entah dari mana, tiba - tiba membuka celananya dan buang air besar dimuka aryo "eehhh, adek jangan ee disana" ibu sang anak datang tapi melihat aryo yang terkapar, sang ibu terdiam "cepetan ee-nya dek, buang semuanya dek" sang anak tersenyum gembira. luna pergi dengan hati puas. semua orang bubar. anak kecil itu sebelum pergi masih sempat melempar batu ke arah aryo sambil tersenyum "eh, udah adek, ayo pulang" sang ibu menggandeng tangan anak itu dan pergi.
aryo pingsan. dia tak sadarkan diri, seperti yang sudah - sudah. dia tak pernah bisa melihat kapasitas dirinya, bahwa semua wanita waras tidak akan tertarik pada dirinya. nasib baik memang tak pernah berpihak padanya, justru nasib apes lah yang selalu dekat dengannya. saat aryo pingsan, datang seorang wanita yag merasa iba melihatnya. wanita ini merasa sedih atas apa yang terjadi pada aryo, siapa kah wanita itu? kisah ini masih akan berlanjut kalau aryo masih hidup.

Aryo & Fairy Mama - The Adventure of Aryo

0 comments:

Post a Comment