Ada kalanya aryo menggombal dengan puisi kepada wanita (baca
: calon korbannya). Ini adalah trik kuno seonggok aryo bahkan sebelum masehi.
Tulisan ini merupakan puisi aryo beserta tanggapan dari para wanita.
(silahkan bayangkan aryo dengan bibir hitam dan gusinya yang
ungu membaca puisi ini didepan anda)
Aryo :
Jikalau aku adam, maka kau adalah hawa untukku
Jikalau aku pohon, maka jadilah hujan untukku
Bila malam kau merasa dingin, biarkan aku menghangatkanmu
Bila pagi datang, sambutlah mentari bersama cintaku
Takkan ku lirik wanita lain selain dikau saying
Takkan ku berpaling dari dirimu
______________________________________________________________________________
Sweet bangetkan? Bila kamu berpikir demikian, maka bayangkan
lagi aryo yang membacakannya untukmu #Hoooeeeekkkkkk
Tapi tunggu dulu, beberapa wanita yang sudah divaksin virus
bernama aryo, biasanya akan menjawab puisi aryo diatas dengan kalimat ini.
Note : dalam tanda kurung adalah jawaban si wanita
Jikalau aku adam, maka kau adalah hawa untukku (kalaupun kau satu-satunya lelaki dibumi,
aku lebih baik mastrubasi dan mati dengan status jomblo)
Jikalau aku pohon, maka jadilah hujan untukku (lebih baik terjadi kemarau berkepanjangan
daripada harus membasahi pohon bangkai)
Bila malam kau merasa dingin, biarkan aku menghangatkanmu (aku lebih suka mati beku daripada harus
mencium bau badanmu)
Bila pagi datang, sambutlah mentari bersama cintaku (faaaakkkk, masih pagi dan kamu sudah mengganggu
hidupku? Cari kerja sana!!!)
Takkan ku lirik wanita lain selain dikau sayang (dan wanita lain juga tak sudi melirikmu,
bahkan melihat bayanganmu saja mereka tak sudi)
Takkan ku berpaling dari dirimu (OMG, itu bencana!! Tak ada yang lebih buruk daripada kesetiaan sundalmu!!!)
Wadefak, wadefaaaakkkkkkkkk!!!!
0 comments:
Post a Comment