BDBH FILM

Thursday 4 December 2014

LOOP KePo Roadshow Denpasar - Side Story

November jadi bulan yang dinantikan, pertama karena ada loop kepo (kreatif project) yang diadakan telkomsel dan yang kedua ada workshop film yang diadakan XXI. dua acara diatas dipastikan gratis dan kami tidak mungkin bisa mengindar untuk tidak datang! kami harus datang. workhop XXI kita bakal ulas dipage lain blog ini, sekarang kita bahas dulu tentang Loop KePo, sebuah acara yang menghadirkan Joko Anwar dan Raditya Dika sebagai narasumber.
Joko Anwar berada diposisi mobile video dan raditya dika di writting class. sebagai orang yang sok filmmaker, pilihan kami tentu saja ada dijoko anwar.

Minggu pagi, seperti biasa, kami telat bangun (kenapa setiap acara yang kami hadiri, kata telat seolah menjadi pembuka? jawabannya : "kami anti disiplin"). Kalau lihat jadwal, acaranya bakal mulai pada jam 09.00 di GOR Lila Buana. Tapi berhubung Joko Anwar bilang mulai acaranya jam 11, jadinya kami lebih memilih telat saja (tuh kan, telat lagi hehehe).

Skip, kami datang ke GOR yang juga jadi tempat acara. Oya, kami juga dateng denga
n segelintir anak UKM lingkaran film, yang menjadi ironi disini saat salah seorang sahabat kami, namanya ika, menangis karena kehabisan tiket untuk kelas writting dengan Raditya Dika. Kami bingung, kenapa dia harus menangisi manusia setengah salmon itu?, tapi namanya fans ya tetaplah fans, kami tak sanggup berbuat banyak, ika pun dengan separuh hati akhirnya mengikuti kelas mobile video dengan Joko Anwar (saat itu kelas Joko Anwar masih banyak kosong), serius, ini moment yang dilematis. we hate this feel.

Didalam ruangan yang tidak terlalu luas, dengan duduk lesehan apa adanya (kami gak sangka acara level nasional harus duduk merakyat, lesehan hahaha) kami mengikuti workshop mobile video dengan joko anwar sebagai narasumbernya. Suasana saat itu sangat menyenangkan, kami nonton film pendek yang keren, diskusi ringan mengenai film, pokoknya isinya all about movie. kami merasa senang hari itu, seolah kami merasa dekat dengan dunia yang kami cintai, dunia perfilman (walau kami gak tahu apakah film mencintai kami seperti kami mencintainya - suitt suiittt preett)
Workshop dengan durasi sekitar 4 jam-an berakhir tanpa terasa, tapi ada satu misi yang belum tuntas, si ika - fans berat radith, belum bisa menemui langsung sang idola. so, kami pun berupaya untuk memper-temukan kedua insan yang tidak saling kenal dan punya status yang sangat tidak jelas ini. 
Jadi begitu workshop selesai, kami menunggu radith ditempat konser musik yang berada didalam gedung yang sama, agak lama nunggunya tapi it's fine, itu bukan hal yang sulit. nah, moment selanjutnya sangat susah saya ceritakan detailnya, karena begitu dramatis dan sangat menyedihkan, jadi saya akan mencoba menceritakan kembali dengan cara yang sedikit egois dan semena - mena.
Joko anwar dan radith naik ke atas panggung konser, saat itu saya hanya merekam hal yang tidak terlalu penting dengan handycam dari bawah panggung, sementara ika terlihat senang melihat radith - wewwww.
gobloknya, kami tidak tahu kalau ada jalan memutar ke belakang panggung! padahal disana kita bisa mencegat radith tapi kami telat menyadari hal itu. hingga radith dan joko anwar turun dari atas panggung, kami justru dengan kepolosan kami masih menunggu mereka lewat didepan panggung, kami belum menyadari kalau
itu adalah sebuah keputusan paling fatal pada saat itu, karena seharusnya kami tidak menunggu dan kami harus sedikit nekat dan brutal untuk mencari jalan ke belakang panggung tapi sayang, kami baru melakukan hal itu saat radith dan joko sudah pulang. ya, mereka berdua sudah pulang lewat belakang panggung. ika bersedih lagi, dan kami kecolongan kedua kalinya. sad moment.

Sore itu menjadi hari paling dilematis, kami merasa senang tapi kami juga tak bisa menutup kesedihan kami karena tak semua hal yang kita inginkan hari itu bisa tercapai. gerimis dan mendung sore itu juga menambah suasana jadi sok dramatis (fuck you gerimis, jadi drama banget tau!). kami belajar 2 hal, pertama, berusaha semaksimal mungkin walau hasil yang kamu capai belum pasti adalah keharusan. yang kedua, jangan pernah menunggu moment tapi ciptakanlah momentmu sendiri. 

Kami pulang dengan gerimis gak penting sore itu, tanpa peduli tetesannya yang dingin kami tetap berjalan dengan hati yang tak menentu. terima kasih gerimis gak penting, kau membuat moment ini semakin dramatis dan semakin buram. lain kali, tunjukkan saja pelangi pada kami, itu akan lebih mudah untuk menjadikan sore paling ambigu.

0 comments:

Post a Comment